“Bunda, Alqa mau tanya.” Alqa yang baru genap berusia enam tahun memulai percakapan dengan bundanya
“Iya sayang, Alqa mau tanya apa sama bunda ?” Jawab bunda sambil mengelus lembut kepala Alqa yang kini berada di peluknya.
“Kok bunda tidak bekerja seperti bunda Faris atau bundanya Rahman ?” Tanya Alqa menyebut kawan-kawan mainnya sambil menatap wajah bunda.
“Kenapa bunda di rumah saja, hanya mengurus Alqa dan ayah ?”. Belum sempat bunda menjawab, Alqa kembali mengajukan pertanyaan.
Bunda tersenyum dan balik bertanya.
“Memangnya Alqa ingin bunda kerja ?”
“ Emm….. “. Alqa terdiam.
“Alqa mau bunda jadi jarang di rumah ?? Alqa mau, nanti ketika bunda bekerja, Alqa bunda titipkan dengan pengasuh ??” Bunda kembali bertanya.
Di lihatnya wajah putra semata wayangnya tiba-tiba murung. Sejurus kemudian, airmatanya menetes dan memeluk bundanya dengan erat.
Sembari terisak, Alqa menjawab,” tidak bunda, Alqa tidak ingin di tinggal bunda, Alqa juga tidak ingin hanya bersama pengasuh.”
“Anak shalih, diam ya,, kan bunda hanya bertanya. Lagi pula bunda pun tidak ingin meninggalkan jagoan bunda di rumah tanpa pengawasan dari bunda.” Kata-kata bunda seakan menyihir Alqa untuk tersenyum dan mereka pun beradu pandang.
“Gitu donk sayang, senyum kan jadi lebih tampan. Senangnya bunda punya jagoan shalih yang tampan.” Semakin lebar senyum Alqa karena di puji bunda.
“Memangnya ada apa sayang ? kok tiba-tiba bertanya seperti itu ?” Selidik bunda sambil terus mengusap lembut kepala Alqa.
“Emmm….. Alqa hanya bingung, kenapa bundanya Faris dan Rahman bekerja tapi bunda tidak.”
“Begini sayang, bunda memilih menjadi ibu rumah tangga karena Allah menyuruh bunda.”
“Maksudnya bunda ?”
“Iya, bagi seorang wanita, pekerjaan terbaik adalah menjadi ibu rumah tangga, mengurus anak, suami dan semua hal yang berkaitan dengan rumah. Allah menyuruh kaum wanita untuk tinggal di rumah dan tidak keluar rumah kecuali hanya untuk sesuatu yang mendesak atau jika terpaksa keluar rumah harus berhati-hati terhadap fitnah yang akan di timbulkan.” Bunda menjelaskan.
“Kalau maksudnya fitnah yang di timbulkan itu apa bunda ?” Alqa bertanya heran.
“Maksudnya, karena wanita itu di ciptakan indah maka semua hal yang melekat pada diri wanita adalah keindahan. Oleh karena itu Allah menyuruh kaum wanita untuk menutup aurat dan tidak berlebih-lebihan dalam berhias diri untuk menghindari fitnah dari kaum lelaki, supaya tidak di ganggu. Selain itu perintah tersebut adalah cerminan kasih sayang Allah kepada kaum wanita supaya lebih di hargai dan mudah di kenal.” Papar bunda.
“Ooh,, gitu ya bunda?”
“Iya sayang.”
“Termasuk alasan bunda berjilbab juga ?”
“Benar, karena bunda ingin di sayang Allah.”
“Kok bisa bunda di sayang Allah ?”
“Karena kalau kita menuruti semua perintah Allah, niscaya Allah akan sayang kepada kita.”
Alqa kini paham kenapa penampilan bundanya terlihat berbeda dengan bunda-bunda kawan sekolahnya yang seringkali berpakaian mini atau berpakaian tapi tetap menampakkan lekuk tubuhnya.
“Oia bunda, kalau bundanya Faris dan Rahman bekerja berarti tidak di sayang Allah ya ? kan tidak menuruti perintah Allah.” Tanya Alqa heran.
Bunda tersenyum.
“Tidak begitu sayang. Kadangkala kita tidak bisa menilai orang lain baik atau buruk hanya karena tidak menuruti perintah Allah. Bisa saja ada sesuatu yang mengharuskan seseorang melakukannya meskipun dalam hatinya ada keterpaksaan.”
“Bunda, Alqa tidak paham dengan kata-kata bunda.”
“Begini sayang. Bundanya Faris dan Rahman itu bekerja karena mereka harus melakukannya. Alqa tau kan jika Faris dan Rahman sudah tidak memiliki ayah ?” Tanya bunda.
“Iya bunda. Lalu ?”
“Karena ayahnya Faris dan Rahman sudah tidak ada, maka sekarang yang harus mencari uang untuk kebutuhan mereka adalah bundanya. Karena ayah Alqa masih ada, maka ayah yang wajib mencari nafkah. Kecuali jika ayah sakit dan tidak bisa bekerja maka mau tidak mau bundalah yang harus bekerja.”
“Tapi bunda, ada kok teman Alqa yang lain, ayah dan bundanya bekerja.” Alqa masih penasaran.
“Bisa jadi kawan Alqa itu kondisi keuangannya tidak sebaik keluarga kita. Jadi dengan terpaksa kedua orangtuanya harus ikut mencari nafkah.”
“Iya juga ya, Alhamdulillah bunda, Alqa juga merasa semua kebutuhan Alqa sudah tercukupi dan bunda selalu ada di samping Alqa. Tapi…..” tanya Alqa menggantung.
“Tapi apa sayang ?” Selidik bunda
“Tapi ada loh bunda, kawan Alqa yang kalau pergi sekolah di antar dan di jemput naik mobil, kedua orangtuanya bekerja. Dan kalau Alqa tanya, dengan siapa dia di rumah jika orangtuanya tidak ada, dia jawab dengan adik dan pembantunya saja.”
Bunda kembali tersenyum.
“Bunda kurang tahu alasan bundanya kawan Alqa itu bekerja. Jika kondisi keuangan sudah baik tapi terus bekerja di tambah suaminya juga memiliki penghasilan yang lebih dari cukup…”
Alqa memotong penjelasan bunda, “Berarti bundanya itu tidak di sayang Allah ya bunda ? kan dia tidak menuruti perintah Allah. Kalau Alqa lihat saja saat dia mengantar kawan Alqa, pakaiannya pendek sekali dan riasannya tebal. Di tambah lagi dia bekerja sedangkan yang Alqa tahu keluarganya tidak mengalami kekurangan uang.”
Belum sempat bunda menjawab pertanyaan sang buah hati, tiba-tiba terdengar azan ashar.
“Sudah azan sayang, yuk kita shalat biar kita di sayang Allah.”
Dengan tertawa riang Alqa menjawab, “Ayo bunda.”
Dan pertanyaan terakhir Alqa seakan menguap bersama kumandang azan ashar.
QS. Al Ahzab : 33
“dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.”
QS. Al Ahzab : 59
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
QS. An Nuur : 31
Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.
“Iya sayang, Alqa mau tanya apa sama bunda ?” Jawab bunda sambil mengelus lembut kepala Alqa yang kini berada di peluknya.
“Kok bunda tidak bekerja seperti bunda Faris atau bundanya Rahman ?” Tanya Alqa menyebut kawan-kawan mainnya sambil menatap wajah bunda.
“Kenapa bunda di rumah saja, hanya mengurus Alqa dan ayah ?”. Belum sempat bunda menjawab, Alqa kembali mengajukan pertanyaan.
Bunda tersenyum dan balik bertanya.
“Memangnya Alqa ingin bunda kerja ?”
“ Emm….. “. Alqa terdiam.
“Alqa mau bunda jadi jarang di rumah ?? Alqa mau, nanti ketika bunda bekerja, Alqa bunda titipkan dengan pengasuh ??” Bunda kembali bertanya.
Di lihatnya wajah putra semata wayangnya tiba-tiba murung. Sejurus kemudian, airmatanya menetes dan memeluk bundanya dengan erat.
Sembari terisak, Alqa menjawab,” tidak bunda, Alqa tidak ingin di tinggal bunda, Alqa juga tidak ingin hanya bersama pengasuh.”
“Anak shalih, diam ya,, kan bunda hanya bertanya. Lagi pula bunda pun tidak ingin meninggalkan jagoan bunda di rumah tanpa pengawasan dari bunda.” Kata-kata bunda seakan menyihir Alqa untuk tersenyum dan mereka pun beradu pandang.
“Gitu donk sayang, senyum kan jadi lebih tampan. Senangnya bunda punya jagoan shalih yang tampan.” Semakin lebar senyum Alqa karena di puji bunda.
“Memangnya ada apa sayang ? kok tiba-tiba bertanya seperti itu ?” Selidik bunda sambil terus mengusap lembut kepala Alqa.
“Emmm….. Alqa hanya bingung, kenapa bundanya Faris dan Rahman bekerja tapi bunda tidak.”
“Begini sayang, bunda memilih menjadi ibu rumah tangga karena Allah menyuruh bunda.”
“Maksudnya bunda ?”
“Iya, bagi seorang wanita, pekerjaan terbaik adalah menjadi ibu rumah tangga, mengurus anak, suami dan semua hal yang berkaitan dengan rumah. Allah menyuruh kaum wanita untuk tinggal di rumah dan tidak keluar rumah kecuali hanya untuk sesuatu yang mendesak atau jika terpaksa keluar rumah harus berhati-hati terhadap fitnah yang akan di timbulkan.” Bunda menjelaskan.
“Kalau maksudnya fitnah yang di timbulkan itu apa bunda ?” Alqa bertanya heran.
“Maksudnya, karena wanita itu di ciptakan indah maka semua hal yang melekat pada diri wanita adalah keindahan. Oleh karena itu Allah menyuruh kaum wanita untuk menutup aurat dan tidak berlebih-lebihan dalam berhias diri untuk menghindari fitnah dari kaum lelaki, supaya tidak di ganggu. Selain itu perintah tersebut adalah cerminan kasih sayang Allah kepada kaum wanita supaya lebih di hargai dan mudah di kenal.” Papar bunda.
“Ooh,, gitu ya bunda?”
“Iya sayang.”
“Termasuk alasan bunda berjilbab juga ?”
“Benar, karena bunda ingin di sayang Allah.”
“Kok bisa bunda di sayang Allah ?”
“Karena kalau kita menuruti semua perintah Allah, niscaya Allah akan sayang kepada kita.”
Alqa kini paham kenapa penampilan bundanya terlihat berbeda dengan bunda-bunda kawan sekolahnya yang seringkali berpakaian mini atau berpakaian tapi tetap menampakkan lekuk tubuhnya.
“Oia bunda, kalau bundanya Faris dan Rahman bekerja berarti tidak di sayang Allah ya ? kan tidak menuruti perintah Allah.” Tanya Alqa heran.
Bunda tersenyum.
“Tidak begitu sayang. Kadangkala kita tidak bisa menilai orang lain baik atau buruk hanya karena tidak menuruti perintah Allah. Bisa saja ada sesuatu yang mengharuskan seseorang melakukannya meskipun dalam hatinya ada keterpaksaan.”
“Bunda, Alqa tidak paham dengan kata-kata bunda.”
“Begini sayang. Bundanya Faris dan Rahman itu bekerja karena mereka harus melakukannya. Alqa tau kan jika Faris dan Rahman sudah tidak memiliki ayah ?” Tanya bunda.
“Iya bunda. Lalu ?”
“Karena ayahnya Faris dan Rahman sudah tidak ada, maka sekarang yang harus mencari uang untuk kebutuhan mereka adalah bundanya. Karena ayah Alqa masih ada, maka ayah yang wajib mencari nafkah. Kecuali jika ayah sakit dan tidak bisa bekerja maka mau tidak mau bundalah yang harus bekerja.”
“Tapi bunda, ada kok teman Alqa yang lain, ayah dan bundanya bekerja.” Alqa masih penasaran.
“Bisa jadi kawan Alqa itu kondisi keuangannya tidak sebaik keluarga kita. Jadi dengan terpaksa kedua orangtuanya harus ikut mencari nafkah.”
“Iya juga ya, Alhamdulillah bunda, Alqa juga merasa semua kebutuhan Alqa sudah tercukupi dan bunda selalu ada di samping Alqa. Tapi…..” tanya Alqa menggantung.
“Tapi apa sayang ?” Selidik bunda
“Tapi ada loh bunda, kawan Alqa yang kalau pergi sekolah di antar dan di jemput naik mobil, kedua orangtuanya bekerja. Dan kalau Alqa tanya, dengan siapa dia di rumah jika orangtuanya tidak ada, dia jawab dengan adik dan pembantunya saja.”
Bunda kembali tersenyum.
“Bunda kurang tahu alasan bundanya kawan Alqa itu bekerja. Jika kondisi keuangan sudah baik tapi terus bekerja di tambah suaminya juga memiliki penghasilan yang lebih dari cukup…”
Alqa memotong penjelasan bunda, “Berarti bundanya itu tidak di sayang Allah ya bunda ? kan dia tidak menuruti perintah Allah. Kalau Alqa lihat saja saat dia mengantar kawan Alqa, pakaiannya pendek sekali dan riasannya tebal. Di tambah lagi dia bekerja sedangkan yang Alqa tahu keluarganya tidak mengalami kekurangan uang.”
Belum sempat bunda menjawab pertanyaan sang buah hati, tiba-tiba terdengar azan ashar.
“Sudah azan sayang, yuk kita shalat biar kita di sayang Allah.”
Dengan tertawa riang Alqa menjawab, “Ayo bunda.”
Dan pertanyaan terakhir Alqa seakan menguap bersama kumandang azan ashar.
QS. Al Ahzab : 33
“dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.”
QS. Al Ahzab : 59
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
QS. An Nuur : 31
Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.
Kiptiah Hasan
0 komentar:
Posting Komentar