Post View:

Cerpen Islami Ku Akhiri Segalanya

Terbuai dalam dekapan malam, terpancarkan cahaya hati. Terlampiaskan akan canda tawa, terjerat kembali akan memori. Seuntai rasa segumpal hati. Berjuta cinta berjuta kasih tiada tara dalam kiasan hati.
“Rasya…..ayo buruan udah siang nih, belum nanti jemput Zazkya & Viona !” sorak ku lantang.
“Iya….iya …..bentar ….” Jerit Rasya tergesa – gesa.
Aku selalu merasa Rasya berbeda setelah sepeninggal kakaknya
“Elvi…..Faiz juga Zila kemana ?”
“Udah di mobil, udah deh ayo buruan !”
Aku segera tancap gas penuh semangat. Hanya beberapa menit saja kita telah sampai di tempat kos Zazkya & Viona
Tin ….tin….klakson mobil yang always sebagai tanda memanggil mereka berdua. Tak lama kemudian Zazkya & Viona telah keluar dan kita segera berangkat.

Beberapa menit kemudian…..

Suasana kampus terasa beda, seluruh mahasiswa tampak rebut didepan papan madding. Aku dan teman – teman segera berlarian mendekati papan madding. Seusai kulihat, ternyata pengumuman perlombaan cerdas cermat tingkat mahasiswa / mahasiswi dan juga persentasi tentang UNIVERSITAS AL – AZHAR dengan menggunakan 3 bahasa. Awalnya aku sempat menantang teman – temanku, tapi rasanya hanya khayalan belaka.
Aku memutuskan untuk masuk kelas. Jam pertama Pak Thahir memasuki kelas, sepertinya beliau akan menerangkan sesuatu bukan mata kuliah hari ini, prediksiku benar dan tepat sekali, pak Thahir menawarkan lagi kami yang ingin mengikuti lomba yang ada pada papan pengumuman.
Pak Thahir memintaku untuk mengikuti program ini. Mendengar permintaan beliau aku dapat menyanggupi saran beliau. Pelajaranpun mulai berjalan hingga tak terasa waktupun telah usai. Pak Thahir mengakhiri pelajaran. Aku diminta pak Thahir untuk lap bahasa. Aku segera berjalan. Saat aku mengikuti dibelakang pak Thahir, beliau memintaku untuk mengajak Rasya. Aku segera kembali ke kelas dan memanggil Rasya.

* * *
Aku dan Rasya memutuskan mengikuti. Bahkan pak Thahir pun mengajak siswa dari kelas lain. Pak Thahir memberitahu kami bahwasannya pak Thahir telah menemukan teman untuk bekerjasama dengan kita. Katanya sih namanya Azam dan Andre. Tak lama memakan waktu kita sudah saling mengenal. Hingga suatu saat Azam menyatakan perasaannya padaku. Saat itu aku benar – benar merasa seperti bermimpi. Aku meminta Azam menunggu beberapa hari dan Azam pun menyanggupi.

Beberapa hari kemudian…………………….

Azam telah menungguku didepan kelasku. Dari kejauhan aku hanya dapat tertawa renyah. Aku meminta Azam untuk membuka dan membaca SMS dariku. Hanya beberapa menit saja Azam tiba – tiba berjerit – jerit seperti orang habis dapat THR. Aku hanya menatapnya tampak dari jendela. Kini kedekatanku dengan Azam menarik perhatian Andre yang diam – diam simpati pada Rasya, aku menyarankan untuk segera menyatakan pada Rasya sebelum Rasya diambil orang. Andre yang berdiam diri hanya dapat manatap aku dan Azam.
Sepulang kuliah Andre menemuiku, dia menitipkan sebuah kotak mungil untuk Rasya. Ketika aku bertemu Rasya aku berikan apa yang diberikan Andre padanya. Semakin hari Rasya dan Andre semakin dekat. Ternyata diam – diam mereka menjalin hubungan.
Keesokan harinya pak Thahir menghampiriku beliau menanyakan tentang kami. Aku menjawab baik – baik saja. Pak Thahir berpesan beliau ingin sekali dapat melihat siswanya dapat memenangkan lomba. Lomba yang akan digelar kurang 3 hari. Hari – hari ini aku sibuk dengan materi – materi yang harus dipelajari. Aku sempat pusing dengan semua ini, tetapi teman – temanku dan Azam selalalu dapat membantuku dengan baik.
Tak kusangka hari ini perlombaan dilaksanakan, kami semua juga dosen pembimbing telah siap melaksanakan ajang gali kecerdasan. Saat perlombaan berlangsung aku hanya fokus dalam berbagai hal pertanyaan. Alhamdulillah dalam sementara ini mendapatkan nilai tertinggi. Tinggal beberapa pertanyaan, setelah ini akan digelar ajang presentasi, waduh saat – saat menegangkan.
“ Elvi, yakinkan dirimu jika kamu bisa ! “ pesan Azam
“ iya….berdo’alah demi kemenangangan kita ! “
“ Sya…jangan takut salah ya !! “
“ kamu juga ndre…..jangan gugup ya !! “
Kini disetiap detik sangatlah terasa, suasana yang semakin panas, ketegangan semakin menjadi – jadi.

Beberapa saat kemudian ……

Saat ini semuanya tampaj tenang. Presentasi yang dilakukan semain telah usai tinggal pembacaan penilaian dari juri. Pengumuman tak lama lagi.
“ sebelumnya saya mengucapkan terima kasih dan mohon maaf apabila dalam penilaian kami kurang berkenan dihati anda “ tegas salah satu sang juri.
“ ya ….sama – sama “ serentak seluru peserta
“ dari juara favorit, nilai yang diraih 230 oleh tim Ahmad Faiz Ramadhan “
“ juara ke 3 dengan nilai 245 oleh tim Aninda Ratna Putri “
“ juara ke 2 dengan nilai 250 oleh tim Uswatun Khasanah “
“ dan juara yang ditunggu – tunggu dengan skore 320 oleh tim Elvi
Althafunnisa, demikian penilaian dari kami, sekian dan terima kasih “
Aku yang duduk disamping Rasya tiba – tiba meneteskan air mata. Kali ini aku berhasil, aku tak sia – sia dengan melakukan semua ini. Setelah pengambilan hadiah pak Thahir mengajak kami pulang ke kampus. Saat kami akan pulang Rasya bertemu dengan teman SMA nya. Dan tanpa disadari ia tetangga Andre, waw…..seru abiz….
Semenjak pertemuan itu Rasya sering mengirim pesan pada temannya. Lebih mudah dengan sebutan Nadine. Saat asyik – asyiknya mereka saling mengirim surat tiba – tiba Nadine ingin curhat pada Rasya ….saat Rasya membaca suratnya Nadine bilang bahwa dia mencintai Andre…saat itu Rasya sangat merasa terpukul. Kemudian ia curhat padaku….aku menyarankan sebaiknya Rasya bilang pada Nadine bahwa Andre telah menjadi kekasihnya.
Semenjak itu pula Nadine tak pernah berkirim pesan pada Rasya. Seusai masalah Rasya kini aku tertimpa masalah, Azam mengajakku untuk diperkenalkan pada orang tuanya, ketika aku sampai di rumahnya sepertinya aku tak asing dengan keadaan sekitar. Ketika orang tua Azam keluar aku kaget betul….orang yang ada didepanku dia adalah adik dari ayahku….Azam masih saudara denganku. Ayahnya adalah pamanku. Aku tak habis pikir.
Semenjak masalah itu aku sakit – sakitan. Hingga aku dilarikan ke rumah sakit, aku terjangkit penyakit tumor di otakku dan aku mengalami gagal ginjal dan aku harus di operasi. Lengkap sudah penderitaanku. Hingga akhirnya aku berfikir, aku berfikir Viona, dia dulu mencintai Azam, tapi entah sekarang. Aku berpesan pada Azam melalui sebuah surat.

To : Azam El Shierazy ( Ya Habibi )

Kau datang padaku dengan beribu cinta
Kau datang padaku dengan beribu kasih
Kau tak pernah menyakitiku
Kau tak pernah menghianatiku
Kau tulus mencintaiku
Kau antar hidupku
Hingga kuterbaring
Hingga kuterjatuh
Kau bungkus hari – hariku dengan kesetiannmu
Kau tarik hidupku dengan motivasimu
Kau lindungi diriku dengan ragamu
Dan kau ajari aku dengan pengorbananmu
YA HABIBI YA NURUL AINI
Zam ……jika waktuku belum sampai minta maaf
Maka sekarang maafkanlah segala kesalahanku
Jika aku sudah tiada aku minta kamu menikahlah
Dengan Viona. Dia sangat mencintaimu …….
Cintailah dia seperti kau mencintaiku

Salam
Elvi Althafunnisa


Seusaiku menulis surat padanya aku dibawa ke ruang operasi dalam hati kecilku dan tatapan terakhirku aku selalu berseru :
“ Azzam Cinta Terlarangku ………………“

 Izma Mufidah

0 komentar:

Posting Komentar

 

http://cerita-cerita-di.blogspot.com Copyright © 2012-2013 | Powered by Blogger